ꜱᴀɪɴᴛ ᴍᴀʀʏ ᴡᴀʏ

Saint Mary Way

༄˖°.🍂.ೃ࿔*:・



Pada bulan Oktober, sekolah aku mengadakan projek yang disebut “Saint Mary Way.” Di acara tersebut, kami semua dibagi menjadi banyak kelompok sesuai dengan tugas yang kami lakukan di gereja. Jika tidak ada yang memiliki tugas apapun di gereja, kami semua dibagi menjadi kelompok untuk mengunjungi panti asuhan, daycare, dan panti wreda, dan aku ditugaskan ke kelompok yang mengunjungi panti asuhan Cahaya Kasih. Setelah dibagi menjadi kelompok-kelompok, semua orang ditugaskan untuk membuat proposal terlebih dahulu sebelum mulai melaksanakan tugas di gereja ataupun mengunjungi panti panti. Setelah membuat proposal, kami semua mempresentasikan proposal kami terlebih dahulu dan menjelaskan apa yang akan kami lakukan di sana dan juga berapa lama waktu yang dibutuhkan. Dengan seperti itu, kami sudah dapat melaksanakan Saint Mary Way, dan kelompok aku mulai pada tanggal 11 Oktober 2025.

  • SEE

 Pada tanggal 11 oktober 2025, aku dan kelompok Saint Mary Way aku, mulai berangkat ke panti asuhan Cahaya Kasih. Saat aku pertama kali mengunjungi panti Cahaya Kasih rasanya seperti masuk ke dunia yang berbeda. Ada banyak wajah wajah yang berseri, senyuman yang manis, dan banyak tawa. Awalnya aku bingung harus berperilaku seperti apa karena aku takut akan membuat mereka menangis. Namun pada akhirnya aku hanya perlu berperilaku seperti biasa karena mereka semua anak yang baik dan penurut. Di sana ada beragam anak kecil, ada yang masih balita, dan sudah SD juga. Sebelum memulai acara kami berdoa terlebih dahulu tidak lupa juga dengan renungan pagi, dilanjut dengan menyanyi lagu sekolah minggu bersama, selama lagu diputar, anak anak disana tampak sangat senang sekali dan bersemangat menyanyikan lagu yang kami putar. Tugas saya selama acara berlangsung yaitu membagikan anak menjadi beberapa kelompok untuk bermain games dan mengkoordinasi anak anak agar fokus untuk bermain, mewarnai, dan menyusun puzzle. Setelah acara selesai, aku pulang dengan membawa banyak pengalaman dan kenangan yang mengesankan dan tidak terlupakan. Dari sana aku       belajar untuk lebih bersabar dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi.

  • JUDGE
Selama melaksanakan Saint Mary Way, aku belajar bahwa melayani bukan tentang merasa lebih baik  dari orang lain, tapi tentang berbagi kasih dan perhatian sebagai manusia. Aku menyadari bahwa kebahagiaan yang kami bagikan justru mengajarkan aku untuk lebih rendah hati dan bersyukur. Ketulusan datang secara alami karena yang kami berikan hanya waktu dan perhatian kepada mereka, dan balasan yang kami terima adalah senyuman mereka yang tulus dan tak ternilai. Aku sama sekali tidak merasa terbebani dan tidak mengharapkan pujian saat melakukannya. Aku hanya fokus pada bagaimana membuat anak anak di panti selalu senang. Dari melihat muka dan senyum mereka yang berseri saja sudah lebih dari cukup sebagai 'balasan' untuk saya.

Pengalaman ke panti asuhan memperkuat komitmen ku karena membuat iman dan ajaran gereja menjadi nyata. Bukan hanya sekedar kata "kasihilah sesamamu" tapi aku benar benar melakukannya. Bersama anak anak di panti asuhan, rasanya seperti bertemu Kristus secara langsung, itu membuat aku merasa lebih terhubung. Gereja berperan sebagai keluarga yang dipanggil untuk melayani. Komitmen aku sekarang lahir dari rasa cinta dan syukur, bukan sekedar kewajiban. Aku merasakan kegiatan 

 Saint  Mary Way ini adalah bagian dari panggilanku sebagai murid Kristus. 

 Melayani di panti asuhan membuat aku sadar bahwa menjadi murid Kristus itu bukan hanya tentang percaya di dalam hati, tetapi tentang meneladani cara hidup-Nya, yaitu melayani dengan kerendahan hati. Aku merasa ini adalah bagian kecil dari panggilan aku untuk menjadi garam dan terang di dunia, dimulai dari tempat yang sederhana ini.

Kegiatan ini juga merupakan wujud dari kasih kepada Tuhan dan Sesamanya. Setiap senyum yang aku berikan, setiap permainan yang diikuti, rasanya seperti sebuah doa dan bentuk kasih aku kepada Tuhan. Ini adalah cara aku yang paling nyata untuk menjawab perintah Yesus untuk mengasihi Tuhan dan sesama. Rasanya seperti aku mencintai-Nya melalui tindakan, bukan hanya kata-kata. Aku merasakan dalam dorongan hati untuk tetap pergi melayani meski sedikit malas awalnya. Aku melihat 'tangan Tuhan' dalam perubahan di hati saya sendiri—perlahan-lahan aku jadi lebih sabar, lebih bersyukur, dan lebih peka. Bagi aku, itulah cara Tuhan yang halus namun nyata untuk berkarya, bukan dengan mukjizat yang dramatis, tetapi dengan sentuhan lembut melalui sesama.

- 1 John 3:18
"Dear children, let us not love with words or speech but with actions and in truth."
  • Why it's relevant: This is a perfect summary of your service. Your visit is love in action, moving beyond just feeling or talking about compassion into tangible, truthful service.

  • ACT
Aku  sadar bahwa Saint Mary Way ini tidak mudah dan selalu ada rintangan yang akan terjadi, maka dari itu aku berkomitmen untuk selalu mengasihi anak anak, menyayangi, menjaga, dan mengasuh anak anak semaksimal mungkin. I am committed to remaining humble and always helping anyone who is in need. I will also try to always be patient when facing problems that I encounter. 



Komentar

Postingan Populer